Setelah 85 Tahun  Hagia Sophia Kembali Menjadi Masjid,  Erdogan Serukan Dunia Hormati Kedauatan Turki

Istanbul, SPNA -  Erdogan juga menyerukan seluruh dunia agar menghormati keputusan pengadilan  Turki terkait merubah Landmark kota Istanbul, Hagia Sophia menjadi Masjid. Presiden Turki ke 12 itu juga menegaskan ...

BY Edited Sun,12 Jul 2020,04:10 PM

Istanbul, SPNA -  Erdogan juga menyerukan seluruh dunia agar menghormati keputusan pengadilan  Turki terkait merubah Landmark kota Istanbul, Hagia Sophia menjadi Masjid. Presiden Turki ke 12 itu juga menegaskan bahwa ini merupakan hak kedaultan Turki.

 

 “Langkah pemerintah sekuler Turki tahun 1935 yang saat itu dipimpin Mustafa Kemal Attaturk mentranformasi Hagia Sofia dari Masjid menjadi meseum adalah pengkhianatan terhadap sejarah.”

 

Menurutnya, keputusan ini juga bertentangan dengan hukum. “Hagia Sophia bukan milik negara atau yayasan manapun namun milik Sultan Muhammad Al-Fatih”, tegasnya seperti dikutip Rt Arabic,  Sabtu (11/07).

 

"Pemerintah sekuler di masa lalu berniat untuk mengubah Masjid ini menjadi lokasi pameran foto dan klub musik jazz. Mereka  bahkan berniat merubah Istana bersejarah Yildiz di Istanbul menjadi tempat judi, ‘’ ujarnya.

 

Erdogan menilai bahwa tranformasi Hagia Sophia menjadi Masjid adalah langkah awal menuju pembebasan Masjid Al-Aqsa.

 

Meksipun demikian keputusan Turki untuk menjadikan kembali Hagia Sophia memicu kontroversi internasional.

 

Sebelumnya Pengadilan Administrasi Tertinggi Turki, Jum’at (10/07/2020), memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia pada tahun 1934 menjadi museum adalah ilegal. Keputusan ini membuka jalan untuk kembali mengubah monumen tersebut menjadi masjid.

 

Kasus ini telah diajukan oleh LSM Turki yang meminta pembatalan terhadap keputusan mengubah Hagia Sophia menjadi museum setelah sebelumnya menjadi masjid selama hampir 500 tahun. Langkah ini pun mendapat dukungan dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

 

Tidak lama setelah keputusan itu, Erdogan menandatangani dekrit pembukaan Hagia Sophia untuk sholat.

 

Melalui akun Twitter-nya, Erdogan membagikan salinan dekrit yang telah ia tandatangani, yang menyebutkan keputusan telah diambil untuk mengontrol Masjid Ayasofya, nama yang dikenal di Turki, kepada direktorat agama negara itu dan membukanya kembali untuk jemaah.

 

Keputusan  pengadilan

 

Dewan Negara memutuskan bahwa sejak Hagia Sophia dimiliki Yayasan Fatih Sultan Mehmet, status akta tersebut tercatat sebagai masjid dan tidak dapat diubah. Dewan beralasan Sultan Ottoman Mehmet II, yang menaklukan Istanbul, menganggap bangunan tersebut akan digunakan publik sebagai masjid tanpa dipungut biaya dan tidak berada dalam yurisdiksi Parlemen atau dewan kementerian.

 

Keputusan Dewan Menteri untuk mengubah masjid menjadi museum dibuat pada tahun 1934, pada tahun-tahun awal negara Turki sekuler modern yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk.

 

Pengacara kelompok yang berusaha mengubah bangunan ikonik kembali menjadi masjid berargumen bahwa bangunan itu adalah milik pribadi Ottoman Sultan Mehmet II.

 

Sementara itu, seorang pengacara negara berpendapat bahwa keputusan pada tahun 1934 itu sah.

 

Dia merekomendasikan permintaan itu ditolak, dengan alasan bahwa keputusan untuk memulihkan warisan Islam struktur terserah kepada pemerintah, kata lembaga itu.

 

Hagia Sophia akan selalu menjadi warisan dunia

 

Pembukaan kembali Hagia Sophia Istanbul untuk sholat tidak akan menghilangkan identitasnya, sebab bangunan ini akan selalu menjadi milik warisan sejarah dunia, tutur Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan Turki.

 

Langkah ini tidak akan menghalangi orang-orang mengunjunginya, katanya.

 

Turki masih akan melestarikan ikon-ikon Kristen di sana, sama seperti nenek moyang kita memelihara semua nilai-nilai Kristen, kata Kalin.

 

"Semua masjid utama kami seperti Masjid Biru, Masjid Fatih dan Suleymaniye, mereka terbuka untuk pengunjung dan jamaah," kata Kalin.

 

Kalin mengutip contoh-contoh Katedral Notre Dame yang ikonis di Prancis dan Basilika Sacre-Coeur, gereja-gereja terkenal di dunia yang terbuka untuk turis dan jemaah.

 

“Membuka Hagia Sophia untuk beribadah tidak menghalangi wisatawan lokal atau asing mengunjungi situs ini,” tegas Kalin.

 

"Jadi kerugian dari warisan dunia tidak dipertanyakan," tambahnya.

 

Erdogan pekan lalu mengatakan bahwa tuduhan terhadap negara tentang Hagia Sophia secara langsung menargetkan kedaulatannya, menambahkan bahwa Turki akan selalu melindungi hak-hak Muslim dan minoritas yang tinggal di negara itu.

 

Magnet pariwisata

 

Bangunan abad keenam itu - yang arsitekturnya memukau menjadi magnet bagi turis di seluruh dunia - telah menjadi museum sejak 1935, terbuka untuk umum.

 

Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai gereja selama Kekaisaran Bizantium Kristen tetapi dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.

 

Mengubahnya menjadi museum adalah reformasi kunci dari otoritas pasca-Ottoman di bawah pendiri republik modern Mustafa Kemal Ataturk.

 

Hagia Sophia  dibangun pada 537 sebagai gereja, setelah Ottoman mengambil alih Konstantinopel – Istanbul - pada tahun 1453, bangunan itu diubah menjadi Masjid, lalu pada 1935 diubah menjadi sebuah museum.

 

(T.RS/S:rtArabic)

leave a reply